Inflasi global meningkat, harga makanan dan energi bisa berubah-ubah


JAKARTA -- Direktur Eksekutif Center for Economic Reform (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan inflasi global saat ini cenderung lebih tinggi. Kondisi ini akan berimbas pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, yang dampaknya akan terasa pada barang-barang impor. “Semakin tinggi tingkat impor, semakin besar dampaknya terhadap inflasi domestik,” kata Faisal kepada MNC Portal Indonesia, Senin (18/7/2020). /). 2022).

Dia mengatakan bahwa sektor yang akan terkena dampak inflasi global adalah makanan dan energi, yang merupakan sektor yang banyak mengimpor.

'Misalnya, barang-barang yang jelas-jelas kita impor adalah banyak gandum untuk pangan, jagung dan banyak pangan lainnya,” jelasnya.

Di sektor energi, menurutnya, harga minyak terpengaruh. Jika harga minyak naik, otomatis akan mendorong inflasi domestik, terutama untuk bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi.

'Ini pasti akan berdampak pada inflasi domestik, dan jika kita melihat rilis terbaru BPS , Inflasi justru meningkat sangat signifikan dibandingkan 2020 bahkan dibandingkan sebelum pandemi 2021,” ujarnya.

Faisal memperkirakan inflasi kemungkinan berada di kisaran 4% hingga 5% tahun ini saat ini. hanya 3,19%, yoy sudah 4,35% yang berarti sangat mungkin berada di kisaran 4% hingga 5% dari inflasi tahun ini, yang berarti sudah di atas target pemerintah dan BI,” jelasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari ini! ASEAN Para Games 2022 resmi digelar, tonton LANGSUNG di iNews

Bima Sakti: Kualitas Pemain Timnas Indonesia U-16 Sama di Piala AFF U-16 2022

Tim Aprilia MotoGP mulai diincar sponsor besar